Jumat, 11 November 2016

Jurnal CIRC dan Kitab Kuning


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS SISWA PADA MATA PELAJARAN KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA SUKARAJA
Oleh : Supangat
Dosen STKIP Nurul Huda Sukaraja

Abstrak : penelitian ini berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dan Menulis Siswa Pada Mata Pelajaran Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja”, dengan alasan kemampuan membaca dan menulis kitab kuning siswa masih rendah sehingga model pembelajaran ini diterapkan  bertujuan dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja.
Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang sifatnya eksperimen. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tes dan dokumentasi.  Istrumen penelitian yang digunakan terlebih dahulu di uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas data serta menggunakan uji t untuk menguji hipotesis.
Temuan pada penelitian ini adalah bahwa pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja dengan menerapkan model pembelajaran CIRC memiliki pengaruh yang signifikan. Hal ini terbukti dengan uji hipotesis yang menggunakan uji t, diperoleh harga thitung sebesar = 5,342 sedangkan ttabel  = 2,052. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel atau 5,342 > 2,052. Karena thitung = 5,342 lebih besar dari pada harga ttabel  = 2,052 pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan n-2 (29-2=27), maka Ho yang menyatakan tidak terdapat pengaruh signifikan dengan penerapan model pembelajaran CIRC  dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa pada mata pelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja ditolak, sedangkan Ha yang menyatakan terdapat  pengaruh signifikan dengan penerapan model pembelajaran CIRC  dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa pada mata pelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja diterima.
Berdasarkan penemuan di atas, penulis merekomendasikan agar pembelajaran kitab kuning dengan menerapkan model pembelajaran CIRC digunakan pada setiap Pondok Pesantren yang menggunakan kitab kuning sebagai salah satu sumber belajar karena telah terbukti bahwa pembelajaran ini efektif.
Kata kunci : Model Pembelajaran CIRC, Kemampuan Membaca Dan Menulis, dan Mata Pelajaran Kitab Kuning.

A.  Pendahuluan
Keberhasilan siswa pada proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru dalam menggunakan dan mengembangkan model pembelajaran ketika menyampaikan materi pelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran sebenarnya memiliki tujuan yang sangat baik yaitu menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan dalam belajar sehingga pada akhirnya siswa dapat mencapai hasil dari pembelajaran dan prestasi yang optimal serta memuaskan.
Untuk dapat mengembangkan model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan menyenangkan dalam proses pembelajaran maka setiap guru harus memiliki pengetahuan berkenaan dengan cara bagaimana mengimplementasikan model pembelajaran dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif adalah yang memiliki keterkaitan dengan tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa-siswa di kelas (Aunurrohman, 2010: 140). Siswa yang merupakan objek utama dalam proses pembelajaran di kelas, dengan memperhatikan karakteristik masing-masing siswa dan dengan disesuaikan dengan model pembelajaran yang dipakai maka akan menentukan tingkat kemudahan siswa dalam  menerima pelajaran. Selain karakteristik siswa juga guru harus memahami terkait sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa faktor lainnya. Tanpa pemahaman terhadap kondisi tersebut, maka model yang dikembangkan guru cenderung tidak dapat meningkatkan peranserta siswa secara optimal dalam pembelajaran dan pada akhirnya tidak dapat memberikan sumbangan yang besar dalam pencapaian keberhasilan siswa.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC merupakan model pembelajaran yang pertama kali dikembangkan oleh Stavens dkk (dalam Huda, 2015: 126). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC merupakan singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition dan merupakan salah satu model pembelajaran cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis (Sharan, 2014: 31) yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk sekolah dasar. CIRC telah berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran yang lain seperti pelajaran matematika.
Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen maupun homogen. Dalam kelompok ini tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa. Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah, dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran CIRC ini diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Sehingga semua siswa diharapkan memiliki kemampuan membaca dan menulis mata pelajaran yang sedang diajarkan seperti mata pelajaran kitab kuning.
Kitab kuning adalah sebuah kitab klasik yang umumnya berwarna kekuning-kuningan. Sebagaimana menurut Azra kitab kuning umumnya dipahami sebagai kitab-kitab keagamaan Arab, menggunakan aksara Arab, yang dihasilkan para ulama dan pemikir muslim lainnya dimasa lampau khususnya di Timur Tengah yang memiliki format sendiri dan warna kertas “kekuning-kuningan” (Azra, 2012: 143). Dengan ciri khas warnanya yang berwarna kuning maka kitab tersebut dinamakan dengan kitab kuning.
Kitab kuning merupakan salah suatu mata pelajaran keagamaan yang diajarkan di Pondok Pesantren Nurul Huda melalui lembaga Madrasah Diniyah. Terdapat beberapa jenjang pendidikan madrasah yang berada di Pondok Pesantren Nurul Huda, antara lain Madrasah Diniyah Tingkat ‘idadiyah, Diniyah Tingkat Wusto I, Diniyah Wusto II dan Diniyah Tingkat Wusto III. Diantara tingkatan madrasah tersebut yang sudah diberikan pelajaran kitab kuning adalah Madrasah Diniyah Tingkat Wusto III dimana kitab kuning yang dipelajari adalah kitab Fathul Qorib (tentang fikih), Bulugul Marom (tentang hadis) dan Ta’limul Muta’alim (tentang akhlak). Namun karena dalam pembahasan ini hanya bertujuan untuk menguji suatu model pembelajaran maka dalam penelitian ini diambil satu mata pelajaran yaitu kitab Fathul Qorib (tentang fikih).
Proses pembelajaran mata pelajaran dilaksanakan di sore hari dalam kurun waktu yang telah ditentukan oleh pihak madrasah. Siswa-siswinya memiliki latar belakang lulusan siswa yang berbeda, ada yang berasal dari lulusan sekolah (SD, SMP dan SMA). Yang materi pelajarannya tidak menggunakan bahasa arab dan ada yang berasal dari lulusan madrasah (MI, MTs dan MA) yang memiliki latar belakang mata pelajaran yang diajarkan banyak dari materi yang berbahasa arab.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan masih banyak dijumpai para siswa yang mengalami kesulitan membaca kalimat maupun makna perkata dan menulis makna perkata dengan menggunankan kaidah membaca dan menulis kitab kuning yaitu dengan membaca dan menulis sesuai dengan kaidah membaca dan menulis kitab kuning. Dengan kesulitan-kesulitan siswa tersebut sehingga menyebabkan banyak guru yang merasakan kesulitan untuk mengajar mata pelajaran kitab kuning.
Mengingat kemampuan siswa dalam membaca dan menulis pelajaran kitab kuning merupakan hal yang sangat penting dalam proses kegiatan pembelajaran kitab kuning dan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam belajar, maka model pembelajaran CIRC merupakan sebuah model pembelajaran yang memungkinkan dapat membantu siswa untuk memiliki keterampilan membaca dan menulis dengan lebih baik lagi, berkaitan dengan hal tersebut peneliti bermasksud mengadakan penelitian terkait dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Siswa Pada Mata Pelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja”.

B.  Kerangka Teori
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teori yang memiliki tujuan dan keguanan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Pertama, model pembelajaran CIRC merupakan suatu model pembelajaran yang dilakukan dengan bimbingan guru dengan cara guru membacakan kitab kuning dilanjutkan dengan memberi makna perkata dengan kaidah-kaidah pemaknaan kitab kuning tentunya dengan menggunakan koidah-koidah nahwu dan sorof, langkah selanjutnya adalah membuat siswa dikelas dengan  berpasangan atau kelompok kecil, dimana dalam kelompok tersebut siswa saling mendengarkan siswa membaca kitab kuning beserta makna yang telah dibacakan oleh guru sebelumnya dan saling melihat tulisan makna kitab kuning. Hal ini dilakukan guna saling membenarkan jika terdapat kesalahan atau kekurangan makna yang ditulis maupun yang dibaca oleh siswa. Kegiatan ini dianggap sangat penting untuk dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis pada mata pelajara kitab kuning.
Kedua, kemampuan membaca dan menulis kitab kuning sangat penting bagi siswa yang akan mempelajari kitab kuning, sebab dengan siswa mampu membaca dan menulis, maka siswa siswa akan mudah memahami isi kitab kuning terutama membaca dan menulis  arab, sebab isi kitab kuning adalah bahasa arab dan dalam pemberian maknanyapun menggunakan aksara arab. Dengan demikian dengan siswa memiliki kemampuan membaca dan menulis akan dituntut kemungkinan siswa akan mudah memahami isi atau materi yang terkiandung dalam kitab kuning.
Ketiga, dikatakan siswa memiliki peningkatan kemampuan dalam membaca dan menulis kitab kuning apabila siswa memiliki hasil tes dari membaca dan menulis kitab kuning yang meningkat. Hal ini akan terlihat dengan tes yang diberikan kepada siswa melalui instrumen tes yang telah disusun oleh peneliti. Tes akan dilakukan setelah pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran tertentu.
Keempat, untuk mengetahui hasil tes membaca kitab kuning penulis mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Munir yang mengatakan bahwa keterampilan membaca (Qiro’ah) dalam pembelajaran bahasa arab termasuk kitab kuning adalah tentang i’rab dengan segala seluk beluknya yang meliputi al-awamil, alamat i’rab, tarkib dan sigat (Munir, 2011: 177) dan marja’ (penulisan simbol tempat kembali/ atau kata ganti). Sedangkan untuk mengetahui kemampuan membaca siswa dapat melalui beberapa penilaian seperti menilai ketepatan menulis huruf perhuruf sesuai dengan strukturnya, kaidah kitabiyahnya dan sebagai lambang bunyi (Munir, 2011: 195). Namun juga dianggap penting ketepatan menulis tarqib dengan menggunakan singkatan yang ada dalam kaidah nahwiyah.
Dengan demikian diharapakan dengan menerapkan model pembelajaran CIRC yang dijadikan sebagai eksperimen ini akan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis kitab kuning, sehingga para siswa dapat memahami isi kandungan kitab-kitab kuning dan juga dapat meningkatkan pengetahuan siswa sebagai tujuan utama dalam pembelajaran.


C.  Metode Penelitian
1.    Jenis atau Desain Penelitian
Penelitian  ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif, dimana pada kualitatif hanhya mendiskripsikan atau memberikan gambaran pada pelaksanaan pembeajaran sedangkan penelitiana kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan teknik analisa statistik untuk menganalisa dan menarik kesimpulan. Sebagaimana menurut Azwar (2010: 5) :
Penelitian kuantitatif merupakan analisis menggunakan ukuran-ukuran frekuensi simbol atau atribut, atau menggunakan bilangan (numerik) agar mengandung makna yang lebih tepat daripada menggunakan kata-kata lebih, kurang, lebih kurang, bertambah, berkurang, dan lain-lain.
Menurut Sugiyono (2009: 14) penelitian kuantitatif juga dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Jadi penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian yang cara penentuan kesimpulannya menggunakan pengelolaan data yang bersifat numerik atau angka-angka yang didapat dari instrumen pengumpul data yang telah disusun sebelumnya.
Desain penelitian merupakan prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan dan analisis data secara keseluruhan. Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen true experimental design dengan pola posttes only control design. Alasan peneliti memilih penelitian eksperimen karena suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai pengaruh suatu tindakan terhadap tingkah laku atau menguji ada tidaknya pengaruh tindakan tersebut. Tindakan di dalam eksperimen disebut treatment yang artinya pemberian kondisi yang akan dinilai pengaruhnya. Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimen dan kelompok control, kedua variabel mempunyai karakteristik yang sama atau mendekati sama. Yang membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen diberi treatment atau perlakuan tertentu, sedangkan grup kontrol tidak diberikan treatment seperti keadaan biasanya. Adapun gambaran mengenai rancangan desain penelitian eksperimen true experimental design dengan pola posttes only control design sebagai berikut:
R          X          O2

R                 O4

GAMBAR 3.1 Rancangan posttes only control design
Keterangan :
R: Kelompok kelas eksperimen dan kontrol yang diambil secara random
X : Pemberian perlakuan
O2: Pengukuran kemampuan kelas yang diberi treatment
O4: Pengukuran kemampuan kelas yang tidak diberi treatment (Sugiyono, 2009: 65).

D.  Populasi dan Sampel Penelitian
1.    Populasi penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang sedang mempelajari kitab  kuning, yakni siswa Madrasah Diniyah Wusto III Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja sejumlah 7 kelas.
2.    Sampel penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009: 81). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random sampling (acak). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara memberikan nomor pada setiap kelas. Sesuai dengan jumlah kelas yang ada yaitu 7 kelas, maka tiap kelas menapatkan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7. Langkah selanjutnya adalah mengambil nomor secara acak yaitu sebanyak dua kelas, kelas pertama sebagai kelas eksperiment dan kelas kedua sebagai kelas kontrol, nomor yang muncul kemudian dijadikan sampel penelitian.
Berdasarkan hasil pengambilan sampel tersebut, nomor yang keluar adalah nomor  1 dan 2. Oleh karena itu, peneliti mengambil sampel kelas III-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas III-2 sebagai kelas kontrol. Lebih jelasnya sampel penelitian dapat dilihat pada tabel berikut
E.  Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.    Observasi
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi tidak tersetruktur, dimana peneliti dalam penelitian ini tidak menggunakan intsrumen penelitian yang baku namun peneliti mengamati langsung masalah-masalah yang terjadi dilapangan yang berkaitan dengan pembelajaran kitab kuning.
2.    Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca dan menulis siswa pada mata pelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja yang diajarkan melalui lembaga madrasah diniyah wusto dengan materi yang sudah ditentukan  dan berada pada kitab kuning pada pembahasan tentang kitab pernikahan dan perkara yang berkaitan dengannya. Dalam mengumpulkan data pada tes ini peneliti akan memberikan penilaian sebagai berikut:
No
Aspek Penilaian
Skor Maksimal
Skor Perolehan
1.




Membaca Kitab Kuning
Tentang i’rab yang meliputi:
a.     Awamil
b.     Alamat i’rab
c.     Tarqib
d.    Shigat
e.     Marja’


2
2
2
2
2

Jumlah skor
10

2.








Menulis Makna Kitab Kuning
a.    Ketepatan menulis huruf sesuai dengan strukturnya
b.    Ketepatan menulis huruf sesuai dengan kaidah kitabiyahnya
c.    Ketepatan menulis huruf sebagai lambang bunyi
d.   Ketepatan menulis singkatan tarqib sesuai dengan kaidah nahwiyahnya
e.    Ketepatan menulis simbol marja’ sesuai dengan marja’nya

2

2

2

2

2

Jumlah skor
10


Kriteria penilaiaan di atas apabila jawaban tepat maka diberi nilai 2 dan apabila jawaban kurang tepat atau salah diberi nilai 1.
3.      Dokumentasi, metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh dokumen siswa Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja seperti data siswa, dokumen kegiatan pembelajaran dan foto pelaksanaan pembelajaran.

F.   Teknik Ananlisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, maka dalam menganalisinyapun menggunakan analisis statistik. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik inferensial yang berbentuk parametris sebab sesuai dengan data yang diolah merupakan data interval, sebagaimana menurut Sugiono bahwa statistik parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio (Sugiyono, 2014: 150). Selanjutnya statistik inferensial juga memiliki asumsi yang harus dipenuhi yaitu data yang dianalisis harus berdistribusi normal dan penggunaan salah satu test mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen. Maka sebelum dianalisis terlebih dahulu diadakan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
Langkah selanjutnya adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan suatu perlakuan tersebut dengan cara menghitung dengan menggunakan rumus uji t. Bentuk rumus yang digunakan sebagai berikut:
Keterangan:
        = Mean pada distribusi sampel 1
        = Mean pada distribusi sampel 2
      = Nilai varian pada distribusi sampel 1
      = Nilai varian pada distribusi sampel 2
        = Jumlah individu pada sampel 1
        = Jumlah individu pada sampel 2 (Winarsunu, 2009: 82). 
Kriteria pengujian
Adapun kriterian pengujian adalah  sebagai berikut:
Ho diterima (Ha ditolak) apabila –ttabel < thitung
Ho ditolak (Ha diterima) apabila –ttabel > thitung
Terakhir adalah membuat kesimpulan.

G. Tinjauan Model Pembelajaran CIRC dan Kitab Kuning
1.    Pengertian model pembelajaran
Model adalah suatu pola (contoh, acuan dan ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan (KBBI, 2002: 751). Model juga merupakan suatu abstraksi (proses) dari sistem sebenarnya dalam gambaran yang lebih sederhana serta memiliki tingkat prosentase yang bersifat menyeluruh. Namum secara umum istilah model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Sedangkan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran (Trianto, 2011: 22). Dari teori tersebut dapat diketahui bahwa model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
2.    Pengertian model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
Model pembelajaran CIRC adalah suatu model yang dirancang untuk mengakomodasi atau menyiapkan level kemampuan siswa yang beragam, baik melalui pengngelompokkan heterogen (heterogeneuse grouping) maupun pengngelompokkan homogen homogeneuse grouping) (Huda, 2015: 126). Dalam kelompok pembelajaran ini siswa tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa.
Program CIRC ini terdiri dari tiga unsur utama, aktivitas dasar, pengajaran langsung dalam pemahaman membaca dan seni berbahasa/menulis integral (Sharan, 2014: 31). Aktivitas dasar merupakan kegiatan dasar siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa yang dilaksanakan dengan membentuk kelompok belajar dalam kelas. Kelompok membaca dimana siswa dimasukkan ke dalam dua atau tiga kelompok membaca atau bahkan lebih berdasarkan tingkat kemampuan membaca yang ditentukan langsung oleh guru, dimana dalam pengelompokkannya siswa dikelompokan secara heterogen dan homogen.
3.      Kemampuan Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang  hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata/bahasa tulis. Membaca merupakan perpaduan antara pengalaman dan upaya memahami lambang-lambang grafis atau dari halaman bercetakan (Sukardi, 2010: 18). Membaca merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan manusia untuk memperluas wawasan (Shaffat, 2009: 1).
Pendapat ini mengandung arti bahwa dalam membaca haruslah dilandaskan beberapa keterampilan yaitu mengamati, memahami dan memikirkan. Dengan demikian membaca memiliki tujuan utama yaitu untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. Sehingga dalam kegiatan membaca seseorang dapat memahami isi bacaan dan memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis, sehingga dalam kegiatan membaca secara tidak langsung kita juga telah membuka jendela dunia.
Kemampuan merupakan kesanggupan atau kapasitas individu dalam melakukan sesuatu. Kemampuan membaca pemahaman merupakan dasar bagi membaca kritis. Penerapan membaca kritis di Sekolah Dasar dapat berupa membaca intensif dan juga membaca pemahaman. Hal ini diperlukan karena dengan membaca intensif dan membaca pemahaman merupakan dasar terpenting untuk melatih siswa membaca secara kritis agar siswa dapat memahami dan menilai bacaan yang mereka baca melalui membaca kritis. Membaca secara kritis adalah cara membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya. Pembaca tidak sekedar menyerap apa yang tertera di tulisan tersebut, namun pembaca dan penulis sama-sama berpikir tentang masalah yang dibahas. Membaca secara kritis berarti seseorang harus mampu membaca secara analisis dan dengan penilaian (Soedarso,  2006: 72.).
4.    Kemampuan Menulis
Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi melalui sebuah penyampaian pesan atau informasi dengan menggunakan bahasa tulisan yang dijadikan sebagai alat atau medianya. Menurut Dalman menulis adalah sebuah proses kreatif dalam menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis (Dalman, 2014: 3). Menulis juga sering disebut dengan sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau kalimat yang dapat disampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat memahami  dan terjadi sebuah komunikasi antara penulis dan pembaca.
Suparno dan Yunus mengatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat dan medianya (Suparno dan Yunus, 2008: 13). Selanjutnya Tarigan mengemukakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis tersebut (Tarigan, 2005: 21).
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu proses penyampaian pikiran yang bermakna dan maksud kemampuan menulis dalam pembahasan ini adalah kemampuan siswa dalam menulis makna kitab kuning menggunakan bahasa yang telah ditentukan dalam pemberian makna kitab kuning. Dengan kemampuan pemberian makna kitab kuning yang baik dan benar maka nantinya akan dapat memberikan informasi tentang isi dari kitab kuning tersebut bagi pembacanya.
5.    Pengertian kitab kuning
Di antara sekian banyak hal yang menarik dari pesantren dan yang tidak terdapat pada lembaga lain adalah mata pelajaran bakunya yang ditekstualkan  pada kitab-kitab salaf (klasik) yang sekarang ini terintroduksi secara populer dengan sebutan kitab kuning. Pada mulanya masyarakat pesantren tidak mengerti mengapa kitab-kitab yang  mereka kaji dinamakan dengan kitab kuning, namun karena semakin banyaknya masyarakat Islam yang ingin menambah ilmu-ilmu agama, sehingga kuantitas santri di pesantren-pesantren  semakin bertambah pesat dan wawasan mereka tentang ilmu-ilmu agama juga mengalami peningkatan, serta berdasarkan dari sejarah-sejarah di masa lampau, maka pada akhirnya mereka mengetahui bahwa kitab kuning adalah kitab-kitab salaf yang mereka pelajari. Sementara itu, diberi sebutan dengan kitab kuning, karena memang  kertas yang dipakai berwarna kuning. Kitab kuning adalah sebuah kitab klasik yang umumnya berwarna kekuning-kuningan. Menurut Azra kitab kuning umumnya dipahami sebagai kitab-kitab keagamaan Arab, menggunakan aksara Arab, yang dihasilkan para ulama dan pemikir muslim lainnya dimasa lampau khususnya di Timur Tengah yang memiliki format sendiri dan warna kertas “kekuning-kuningan” (Azra, 2012: 143). Dengan ciri khas warnanya yang berwarna kuning maka dari sinilah kitab tersebut dinamakan dengan kitab kuning. Kitab kuning merupakan hasil karya Ulama terkenal pada abad pertengahan, sehingga kitab kuning dinamakan juga dengan kitab Islam klasik yang dibawa dari  Timur Tengah pada awal abad ke-dua puluh.
Isi dari kitab kuning hampir selalu terdiri dari dua komponen, pertama komponen matan dan kedua adalah komponen syarah. Matan adalah isi/inti yang akan dikupas oleh syarah. Dalam  lay-out nya, matan diletakkan di luar garis segi empat yang mengelilingi syarah. Penjilidan kitab-kitab ini biasanya dengan sistem korasan, dimana lembaran-lembarannya  dapat dipisah-pisahkan, sehingga lebih memudahkan para pembaca menelaahnya sambil santai atau tiduran tanpa harus menggotong semua tubuh kitab, yang terkadang sampai ratusan halaman.
Dengan demikian, secara harfiah Kitab kuning diartikan sebagai buku atau kitab yang dicetak dengan mempergunakan kertas yang berwarna kuning. Sedangkan menurut pengertian istilah, Kitab kuning adalah kitab atau buku berbahasa Arab yang membahas ilmu pengetahuan agama Islam seperti fiqih, ushul fiqih, tauhid, akhlaq, tasawwuf, tafsir al-Qur’ān, ‘ulumul Qur’an, hadist dan ‘ulumul hadist, dan sebagainya yang ditulis oleh Ulama-ulama salaf dan digunakan sebagai bahan pengajaran utama di pondok pesantren.

H.  Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan  di atas, maka dapat diberi beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.    Pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja sebelum menerapkan model pembelajaran CIRC adalah menerapkan sistem sorogan. Sistem sorogan pada mata pelajaran kitab kuning yang dilaksanakan disiang hari mulai puku 14.00 sampai dengan 16.30 WIB melalui lembaga pendidikan madrasah diniyah wusto III Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja. Berdasarkan hasil tes kemampuan membaca dan menulis kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja yang diajarkan melalui lembaga Madrasah Diniyah Wusto III tergolong sedang. Hal tersebut terbukti dengan nilai rata-rata keseluruhan siswa diperoleh 69,95 dan standar deviasi 5,91. Dengan hasil tersebut, maka pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja yang diajarkan melalui lembaga Madrasah Diniah memang masih perlu untuk menerapkan model pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis kitab kuning.
2.    Pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda dengan menerapkan model pembelajaran CIRC dilaksanakan dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dilaksanakan didalam kelas dengan ciri pembelajaran CIRC yaitu membuat siswa pada kelompok kecil yang disusun secara homogen dan heterogen sebagai kelompok membaca dan menulis bersama. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan setelah pembelajaran terlihat bahwa kemampuan membaca dan menulis kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja yang diajarkan melalui lembaga Madrasah Diniyah Wusto III dengan menerapkan model pembelajaran CIRC tergolong tinggi. Hal tersebut terbukti dengan nilai rata-rata seluruh siswa diperoleh 78,79 dan standar deviasi 7,81.
3.    Berdasarkan hasil uji hipotesis yang menggunakan uji t, maka diperoleh harga thitung sebesar = 5,342 sedangkan ttabel  = 2,052. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel atau 5,342 > 2,052. Karena thitung = 5,342 lebih besar dari pada harga ttabel  = 2,052 pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan n-2 (29-2=27), maka Ho yang menyatakan tidak terdapat pengaruh signifikan dengan penerapan model pembelajaran CIRC  dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa pada mata pelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja ditolak, sedangkan Ha yang menyatakan terdapat  pengaruh signifikan dengan penerapan model pembelajaran CIRC  dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa pada mata pelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja diterima.

I.     Implikasi
Fokus penelitian ini adalah pada penerapan model pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja, melalui hasil penelitian ini diharapkan akan ada perbaikan-perbaikan pada proses kegiatan pembelajaran kitab kuning terutama dalam penggunaan model pembelajaran yang tidak monoton, sehingga siswa yang diajar tidak memiliki rasa bosan dalam mempelajari kitab kuning sehingga dapat lebih meningkatkan kuwalitas lulusan yang benar-benar memahami ilmu-ilmu agama. Dengan demikian implikasi dari penelitian ini antara lain:
1.    Lembaga pendidikan Pondok Pesantren Nurul Huda dapat menyiapkan tempat yang dapat digunakan guru untuk mengembangkan model-model pembelajaran kitab kuning  serta memberikan pelatihan-pelatihan terkait dengan pembelajaran seperti mempersiapkan rencana pembelajaran/menyusun RPP dan menyiapkan media yang sesuai dengan materi pembelajaran.
2.    Pondok Pesantren Nurul Huda harus menyediakan fasilitas yang menunjang pembelajaran pembelajaran kitab kuning, seperti tempat musyawarah, kelengkapan kitab-kitab kuning pada perpustakaan dan mengalokasikan waktu untuk pembahasan khusus mengenai model-model pembelajaran kitab kuning.

J.    Saran
Sesuai dengan fokus penelitian ini adalah menguji coba sebuah model pembelajaran pada pembelajaran kitab kuning yang model pembelajaran tersebut pasti dilakukan oleh guru, maka saran kepada seluruh pengajar kitab kuning dengan melihat hasil penelitian ini maka alangkah lebih baiknya dalam pembelajaran kitab kuning juga dapat dilakukan dengan menggunakan model-model pembelajaran yang juga sering digunakan mata pelajaran lainnya baik pelajaran umum maupun mata pelajaran agama, yang terpenting dalam menerapkan model pembelajaran tersebut adalah cocok digunakan untuk materi yang akan diajarkan. Berarti untuk mengetahui cocok atau tidaknya sebuah model pembelajaran terhadap materi yang akan diajarkan maka perlu untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

K. Referensi
Aunurrohman., Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010.
Azra, Azyumardi., Pendidikan Islam (Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan Milenium III), Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012.
Alwi., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2002.
Dalman., Keterampilan Menulis,  Jakarta: Raja Wali Pers, 2014.
Guntur Tarigan., Hendry., Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2005.
Hasbullah., Sejarah Pendidikan Islam Indonesia (lintas sejarah dan perkembangan), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.
Huda, Miftahul., Cooperative Learning (Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan), Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
Hasbullah., Kapita Selekta Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.  
KBBI., Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, ed. 3, cet. 2, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Maksum, Ali dkk., Paradigma Pendidikan Universal di Era Modern dan Post Modern, cet. I, Yogyakarta: IRCiSoD, 2004.
Munir, Perencanaan Sistem Pembelajaran Bahasa Arab Teori dan Praktek, Yogyakarta: Idea Press, 2011.
Margono., Metodologi Penelitina Pendidikan, Jakarta; PT Renika Cipta, 2010.
Sharan, Shlomon., The Handbook Of Cooperative Learning (Inovasi Pengajaran dan PembelajaranUntuk Mengacu Keberhasilan Siswa di Kelas), Yokyakarta: Istana Media, 2014.
Suprijono, Agus., Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
Ridwan, Abdullah Sanni., Model Pembelajaran Bahasa Ara,  Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.
Sukardi,  Edy., Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sekolah Dasar, Jakarta: UHAMKA press, 2010.
Saifudin, Azwar., Metode Penelitian,  Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Sugiyono., Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2009.
Sugiyono., Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi, Bandung: Alfabeta, 2009.
Sugiyono., Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta), 2014
Shaffat, Idri., Optimized Learning Strategy, Jakarta : Prestasi Pustaka, 2009.
Soedarso.,  Speed Reading Sistem Membaca Cepat dan Efektif, Jakarta: PT.GramediaPustaka Utama, 2006.
Suparno dan Yunus., Keterampilan Dasar Menulis, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008.
Sofian, Siregar., Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014.
Sudjono, Anas., Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta :PT Renika Cipta Rosyada, 2010.
Trianto., Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif,  Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009.
Trianto., Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif,  Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011.
Sahal, Mahfudh., Nuansa Fiqh Sosial, Yogjakarta: LKIS, Mahfudh, 2003.
Syaikh al Zarnuji., Ta'limul Muta'allim, Semarang: Karya Toha Putra.
Winarsunu, Tulus., Statistik dalam Penelitian Psikologi Pendidikan, Malang: UMM Pres, 2009.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS beserta penjelasannya, Bandung: Citra Umbara, 2003.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar