PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND
COMPOSITION) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS SISWA PADA MATA
PELAJARAN KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA SUKARAJA
Oleh : Supangat
Dosen STKIP Nurul Huda Sukaraja
Abstrak : penelitian ini berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) Untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Dan Menulis Siswa Pada Mata Pelajaran Kitab Kuning Di Pondok Pesantren
Nurul Huda Sukaraja”, dengan alasan kemampuan membaca dan menulis kitab kuning
siswa masih rendah sehingga model pembelajaran ini diterapkan bertujuan dapat meningkatkan kemampuan
membaca dan menulis kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja.
Metodologi
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang sifatnya eksperimen.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tes dan dokumentasi. Istrumen penelitian yang digunakan terlebih
dahulu di uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas data serta
menggunakan uji t untuk menguji hipotesis.
Temuan
pada penelitian ini adalah bahwa pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren
Nurul Huda Sukaraja dengan menerapkan model pembelajaran CIRC memiliki pengaruh
yang signifikan. Hal ini terbukti dengan uji hipotesis yang menggunakan uji t,
diperoleh harga thitung sebesar = 5,342 sedangkan ttabel = 2,052. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa thitung > ttabel atau 5,342 >
2,052. Karena thitung =
5,342 lebih besar dari pada harga ttabel
= 2,052 pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan n-2
(29-2=27), maka Ho yang menyatakan tidak terdapat pengaruh
signifikan dengan penerapan model pembelajaran CIRC dalam meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis siswa pada mata pelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda
Sukaraja ditolak, sedangkan Ha yang menyatakan terdapat pengaruh signifikan dengan penerapan model
pembelajaran CIRC dalam meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis siswa pada mata pelajaran kitab kuning di Pondok
Pesantren Nurul Huda Sukaraja diterima.
Berdasarkan
penemuan di atas, penulis merekomendasikan agar pembelajaran kitab kuning
dengan menerapkan model pembelajaran CIRC digunakan pada setiap Pondok
Pesantren yang menggunakan kitab kuning sebagai salah satu sumber belajar karena
telah terbukti bahwa pembelajaran ini efektif.
Kata kunci : Model Pembelajaran CIRC,
Kemampuan Membaca Dan Menulis, dan Mata Pelajaran Kitab Kuning.
A. Pendahuluan
Keberhasilan siswa pada proses
pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru dalam menggunakan dan
mengembangkan model pembelajaran ketika menyampaikan materi pelajaran yang
berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di
dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran sebenarnya memiliki
tujuan yang sangat baik yaitu menciptakan kondisi pembelajaran yang
memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan dalam belajar
sehingga pada akhirnya siswa dapat mencapai hasil dari pembelajaran dan
prestasi yang optimal serta memuaskan.
Untuk dapat mengembangkan model
pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan menyenangkan dalam proses
pembelajaran maka setiap guru harus memiliki pengetahuan berkenaan dengan cara
bagaimana mengimplementasikan model pembelajaran dalam proses pembelajaran.
Model pembelajaran yang efektif adalah yang memiliki keterkaitan dengan tingkat
pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa-siswa di kelas (Aunurrohman, 2010: 140). Siswa yang merupakan objek utama dalam proses pembelajaran di kelas,
dengan memperhatikan karakteristik masing-masing siswa dan dengan disesuaikan
dengan model pembelajaran yang dipakai maka akan menentukan tingkat kemudahan
siswa dalam menerima pelajaran. Selain
karakteristik siswa juga guru harus memahami terkait sarana dan fasilitas
sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa faktor lainnya. Tanpa
pemahaman terhadap kondisi tersebut, maka model yang dikembangkan guru
cenderung tidak dapat meningkatkan peranserta siswa secara optimal dalam
pembelajaran dan pada akhirnya tidak dapat memberikan sumbangan yang besar
dalam pencapaian keberhasilan siswa.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC
merupakan model pembelajaran yang pertama kali dikembangkan oleh Stavens dkk
(dalam Huda, 2015: 126). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC merupakan
singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition dan
merupakan salah satu model pembelajaran cooperative learning yang
pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis (Sharan, 2014: 31) yaitu sebuah program komprehensif atau luas dan
lengkap untuk pengajaran membaca dan menulis untuk sekolah dasar. CIRC telah
berkembang bukan hanya dipakai pada pelajaran bahasa tetapi juga pelajaran yang
lain seperti pelajaran matematika.
Dalam model pembelajaran CIRC, siswa ditempatkan
dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen maupun homogen. Dalam kelompok ini
tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau tingkat kecerdasan siswa.
Jadi, dalam kelompok ini sebaiknya ada siswa yang pandai, sedang atau lemah,
dan masing-masing siswa merasa cocok satu sama lain. Dengan pembelajaran CIRC
ini diharapkan para siswa dapat meningkatkan cara berfikir kritis, kreatif dan
menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Sehingga semua siswa diharapkan memiliki
kemampuan membaca dan menulis mata pelajaran yang sedang diajarkan seperti mata
pelajaran kitab kuning.
Kitab kuning adalah sebuah kitab klasik yang umumnya berwarna
kekuning-kuningan. Sebagaimana menurut Azra kitab kuning umumnya dipahami
sebagai kitab-kitab keagamaan Arab, menggunakan aksara Arab, yang dihasilkan
para ulama dan pemikir muslim lainnya dimasa lampau khususnya di Timur Tengah
yang memiliki format sendiri dan warna kertas “kekuning-kuningan” (Azra, 2012: 143). Dengan ciri khas
warnanya yang berwarna kuning maka kitab tersebut dinamakan dengan kitab
kuning.
Kitab kuning merupakan salah suatu mata pelajaran keagamaan yang
diajarkan di Pondok Pesantren Nurul Huda melalui lembaga Madrasah Diniyah.
Terdapat beberapa jenjang pendidikan madrasah yang berada di Pondok Pesantren
Nurul Huda, antara lain Madrasah Diniyah Tingkat ‘idadiyah, Diniyah Tingkat
Wusto I, Diniyah Wusto II dan Diniyah Tingkat Wusto III. Diantara tingkatan
madrasah tersebut yang sudah diberikan pelajaran kitab kuning adalah Madrasah
Diniyah Tingkat Wusto III dimana kitab kuning yang dipelajari adalah kitab Fathul
Qorib (tentang fikih), Bulugul Marom (tentang hadis) dan Ta’limul
Muta’alim (tentang akhlak). Namun karena dalam pembahasan ini hanya
bertujuan untuk menguji suatu model pembelajaran maka dalam penelitian ini
diambil satu mata pelajaran yaitu kitab Fathul Qorib (tentang fikih).
Proses pembelajaran mata pelajaran dilaksanakan di sore hari dalam
kurun waktu yang telah ditentukan oleh pihak madrasah. Siswa-siswinya memiliki
latar belakang lulusan siswa yang berbeda, ada yang berasal dari lulusan
sekolah (SD, SMP dan SMA). Yang materi pelajarannya tidak menggunakan bahasa
arab dan ada yang berasal dari lulusan madrasah (MI, MTs dan MA) yang memiliki
latar belakang mata pelajaran yang diajarkan banyak dari materi yang berbahasa
arab.
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan masih banyak dijumpai
para siswa yang mengalami kesulitan membaca kalimat maupun makna perkata dan
menulis makna perkata dengan menggunankan kaidah membaca dan menulis kitab
kuning yaitu dengan membaca dan menulis sesuai dengan kaidah membaca dan
menulis kitab kuning. Dengan kesulitan-kesulitan siswa tersebut sehingga
menyebabkan banyak guru yang merasakan kesulitan untuk mengajar mata pelajaran
kitab kuning.
Mengingat kemampuan siswa
dalam membaca dan menulis pelajaran kitab kuning merupakan hal yang sangat
penting dalam proses kegiatan pembelajaran kitab kuning dan untuk menentukan
keberhasilan siswa dalam belajar, maka model pembelajaran CIRC merupakan sebuah
model pembelajaran yang memungkinkan dapat membantu siswa untuk memiliki
keterampilan membaca dan menulis dengan lebih baik lagi, berkaitan dengan hal
tersebut peneliti bermasksud mengadakan penelitian terkait dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and
Composition)
Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Siswa Pada Mata Pelajaran
Kitab Kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja”.
B. Kerangka
Teori
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa
teori yang memiliki tujuan dan keguanan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Pertama, model
pembelajaran CIRC merupakan suatu model pembelajaran yang dilakukan dengan
bimbingan guru dengan cara guru membacakan kitab kuning dilanjutkan dengan
memberi makna perkata dengan kaidah-kaidah pemaknaan kitab kuning tentunya
dengan menggunakan koidah-koidah nahwu dan sorof, langkah selanjutnya adalah
membuat siswa dikelas dengan berpasangan
atau kelompok kecil, dimana dalam kelompok tersebut siswa saling mendengarkan
siswa membaca kitab kuning beserta makna yang telah dibacakan oleh guru
sebelumnya dan saling melihat tulisan makna kitab kuning. Hal ini dilakukan
guna saling membenarkan jika terdapat kesalahan atau kekurangan makna yang
ditulis maupun yang dibaca oleh siswa. Kegiatan ini dianggap sangat penting
untuk dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis pada mata pelajara kitab
kuning.
Kedua, kemampuan
membaca dan menulis kitab kuning sangat penting bagi siswa yang akan
mempelajari kitab kuning, sebab dengan siswa mampu membaca dan menulis, maka
siswa siswa akan mudah memahami isi kitab kuning terutama membaca dan
menulis arab, sebab isi kitab kuning
adalah bahasa arab dan dalam pemberian maknanyapun menggunakan aksara arab.
Dengan demikian dengan siswa memiliki kemampuan membaca dan menulis akan dituntut
kemungkinan siswa akan mudah memahami isi atau materi yang terkiandung dalam
kitab kuning.
Ketiga, dikatakan
siswa memiliki peningkatan kemampuan dalam membaca dan menulis kitab kuning
apabila siswa memiliki hasil tes dari membaca dan menulis kitab kuning yang
meningkat. Hal
ini akan terlihat dengan tes yang diberikan kepada siswa melalui instrumen tes
yang telah disusun oleh peneliti. Tes akan dilakukan setelah pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran tertentu.
Keempat, untuk
mengetahui hasil tes membaca kitab kuning penulis mengacu pada pendapat yang
dikemukakan oleh Munir yang mengatakan bahwa keterampilan membaca (Qiro’ah)
dalam pembelajaran bahasa arab termasuk kitab kuning adalah tentang i’rab dengan
segala seluk beluknya yang meliputi al-awamil, alamat i’rab, tarkib dan sigat
(Munir, 2011: 177) dan marja’ (penulisan
simbol tempat kembali/ atau kata ganti). Sedangkan untuk mengetahui kemampuan
membaca siswa dapat melalui beberapa penilaian seperti menilai ketepatan
menulis huruf perhuruf sesuai dengan strukturnya, kaidah kitabiyahnya dan
sebagai lambang bunyi (Munir, 2011:
195).
Namun juga dianggap penting ketepatan menulis tarqib dengan menggunakan
singkatan yang ada dalam kaidah nahwiyah.
Dengan demikian diharapakan dengan menerapkan
model pembelajaran CIRC yang dijadikan sebagai eksperimen ini akan dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam membaca dan menulis kitab kuning, sehingga para siswa
dapat memahami isi kandungan kitab-kitab kuning dan juga dapat meningkatkan
pengetahuan siswa sebagai tujuan utama dalam pembelajaran.
C. Metode
Penelitian
1.
Jenis atau Desain Penelitian
Penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif dan
kualitatif, dimana pada kualitatif hanhya mendiskripsikan atau memberikan
gambaran pada pelaksanaan pembeajaran sedangkan penelitiana kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan teknik
analisa statistik untuk menganalisa dan menarik kesimpulan. Sebagaimana menurut
Azwar (2010: 5) :
Penelitian kuantitatif merupakan analisis menggunakan ukuran-ukuran
frekuensi simbol atau atribut, atau menggunakan bilangan (numerik) agar mengandung
makna yang lebih tepat daripada menggunakan kata-kata lebih, kurang, lebih
kurang, bertambah, berkurang, dan lain-lain.
Menurut Sugiyono (2009: 14) penelitian kuantitatif juga dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Jadi penelitian
kuantitatif merupakan suatu penelitian yang cara penentuan kesimpulannya
menggunakan pengelolaan data yang bersifat numerik atau angka-angka yang didapat dari instrumen pengumpul data yang telah disusun
sebelumnya.
Desain penelitian merupakan prosedur yang digunakan oleh peneliti dalam pemilihan, pengumpulan dan
analisis data secara keseluruhan.
Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen true experimental design
dengan pola posttes only control design. Alasan peneliti memilih
penelitian eksperimen karena suatu eksperimen dalam bidang pendidikan
dimaksudkan untuk menilai pengaruh suatu tindakan terhadap tingkah laku atau
menguji ada tidaknya pengaruh tindakan tersebut. Tindakan di dalam eksperimen
disebut treatment yang artinya pemberian kondisi yang akan dinilai
pengaruhnya. Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimen dan
kelompok control, kedua variabel mempunyai karakteristik yang sama atau
mendekati sama. Yang membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen
diberi treatment atau perlakuan tertentu, sedangkan grup kontrol tidak
diberikan treatment seperti keadaan biasanya. Adapun gambaran mengenai
rancangan desain penelitian eksperimen true experimental
design dengan pola posttes only control design sebagai berikut:
R
X O2
R O4
|
GAMBAR 3.1 Rancangan posttes only control design
Keterangan :
R: Kelompok kelas eksperimen dan kontrol yang
diambil secara random
X : Pemberian perlakuan
O2: Pengukuran kemampuan kelas
yang diberi treatment
O4: Pengukuran kemampuan kelas
yang tidak diberi treatment (Sugiyono, 2009: 65).
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1.
Populasi
penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang sedang
mempelajari kitab kuning, yakni siswa
Madrasah Diniyah Wusto III Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja sejumlah 7
kelas.
2.
Sampel
penelitian
Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009: 81). Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah random sampling (acak).
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara memberikan nomor pada setiap
kelas. Sesuai dengan jumlah kelas yang ada yaitu 7 kelas, maka tiap kelas
menapatkan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7. Langkah selanjutnya adalah mengambil
nomor secara acak yaitu sebanyak dua kelas, kelas pertama sebagai kelas
eksperiment dan kelas kedua sebagai kelas kontrol, nomor yang muncul kemudian
dijadikan sampel penelitian.
Berdasarkan hasil pengambilan sampel tersebut, nomor yang keluar adalah
nomor 1 dan 2. Oleh karena itu, peneliti
mengambil sampel kelas III-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas III-2 sebagai
kelas kontrol. Lebih jelasnya sampel penelitian dapat dilihat pada tabel
berikut
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan
Data
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.
Observasi
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
tidak tersetruktur, dimana peneliti dalam penelitian ini tidak menggunakan
intsrumen penelitian yang baku namun peneliti mengamati langsung
masalah-masalah yang terjadi dilapangan yang berkaitan dengan pembelajaran
kitab kuning.
2.
Tes
Tes
digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca dan menulis siswa pada
mata pelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja yang
diajarkan melalui lembaga madrasah diniyah wusto dengan materi yang sudah
ditentukan dan berada pada kitab kuning
pada pembahasan tentang kitab pernikahan dan perkara yang berkaitan dengannya.
Dalam mengumpulkan data pada tes ini peneliti akan memberikan penilaian sebagai
berikut:
No
|
Aspek Penilaian
|
Skor Maksimal
|
Skor Perolehan
|
1.
|
Membaca Kitab Kuning
Tentang i’rab
yang meliputi:
a.
Awamil
b.
Alamat i’rab
c.
Tarqib
d.
Shigat
e.
Marja’
|
2
2
2
2
2
|
|
Jumlah skor
|
10
|
|
|
2.
|
Menulis Makna Kitab Kuning
a. Ketepatan menulis
huruf sesuai dengan strukturnya
b.
Ketepatan
menulis huruf sesuai dengan kaidah kitabiyahnya
c. Ketepatan menulis huruf sebagai lambang bunyi
d. Ketepatan menulis singkatan tarqib sesuai dengan kaidah
nahwiyahnya
e.
Ketepatan
menulis simbol marja’ sesuai dengan marja’nya
|
2
2
2
2
2
|
|
Jumlah skor
|
10
|
|
Kriteria
penilaiaan di atas apabila jawaban tepat maka diberi nilai 2 dan apabila
jawaban kurang tepat atau salah diberi nilai 1.
3.
Dokumentasi,
metode
dokumentasi digunakan untuk memperoleh dokumen siswa Pondok Pesantren Nurul
Huda Sukaraja seperti data siswa, dokumen kegiatan pembelajaran dan foto
pelaksanaan pembelajaran.
F.
Teknik Ananlisis Data
Penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif, maka dalam menganalisinyapun menggunakan
analisis statistik. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik
inferensial yang berbentuk parametris sebab sesuai dengan data yang diolah
merupakan data interval, sebagaimana menurut Sugiono bahwa statistik parametris
kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio (Sugiyono, 2014: 150). Selanjutnya
statistik inferensial juga memiliki asumsi yang harus dipenuhi yaitu data yang
dianalisis harus berdistribusi normal dan penggunaan salah satu test
mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen. Maka
sebelum dianalisis terlebih dahulu diadakan uji prasyarat yaitu uji normalitas
dan uji homogenitas.
Langkah
selanjutnya adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan suatu
perlakuan tersebut dengan cara menghitung dengan menggunakan rumus uji t.
Bentuk rumus yang digunakan sebagai berikut:
Keterangan:
= Mean pada distribusi
sampel 1
= Mean pada distribusi
sampel 2
=
Nilai varian pada distribusi sampel 1
=
Nilai varian pada distribusi sampel 2
= Jumlah individu pada
sampel 1
= Jumlah individu pada
sampel 2 (Winarsunu,
2009: 82).
Kriteria
pengujian
Adapun kriterian pengujian adalah sebagai berikut:
Ho diterima (Ha ditolak)
apabila –ttabel < thitung
Ho ditolak (Ha diterima)
apabila –ttabel > thitung
Terakhir adalah
membuat kesimpulan.
G. Tinjauan
Model Pembelajaran CIRC dan Kitab Kuning
1.
Pengertian model pembelajaran
Model adalah suatu
pola (contoh, acuan dan ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan (KBBI, 2002: 751). Model juga merupakan suatu abstraksi (proses) dari
sistem sebenarnya dalam gambaran yang lebih sederhana serta memiliki tingkat
prosentase yang bersifat menyeluruh. Namum secara umum istilah model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Sedangkan
model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran (Trianto,
2011: 22). Dari teori tersebut
dapat diketahui bahwa model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan
guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di
kelas.
2. Pengertian
model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
Model pembelajaran
CIRC adalah suatu model yang dirancang untuk mengakomodasi atau menyiapkan
level kemampuan siswa yang beragam, baik melalui pengngelompokkan heterogen (heterogeneuse
grouping) maupun pengngelompokkan homogen homogeneuse grouping) (Huda, 2015: 126). Dalam kelompok
pembelajaran ini siswa tidak dibedakan atas jenis kelamin, suku/bangsa, atau
tingkat kecerdasan siswa.
Program CIRC ini
terdiri dari tiga unsur utama, aktivitas dasar, pengajaran langsung dalam
pemahaman membaca dan seni berbahasa/menulis integral (Sharan, 2014: 31). Aktivitas dasar merupakan
kegiatan dasar siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa
yang dilaksanakan dengan membentuk kelompok belajar dalam kelas. Kelompok
membaca dimana siswa dimasukkan ke dalam dua atau tiga kelompok membaca atau
bahkan lebih berdasarkan tingkat kemampuan membaca yang ditentukan langsung
oleh guru, dimana dalam pengelompokkannya siswa dikelompokan secara heterogen
dan homogen.
3. Kemampuan Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
kata-kata/bahasa tulis. Membaca merupakan perpaduan antara
pengalaman dan upaya memahami lambang-lambang grafis atau dari halaman bercetakan
(Sukardi, 2010: 18). Membaca
merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan manusia untuk memperluas wawasan (Shaffat,
2009: 1).
Pendapat ini mengandung arti bahwa dalam
membaca haruslah dilandaskan beberapa keterampilan yaitu mengamati, memahami dan
memikirkan. Dengan demikian membaca memiliki tujuan utama yaitu untuk mencari
serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning)
erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.
Sehingga dalam kegiatan membaca seseorang dapat memahami isi bacaan dan
memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis, sehingga dalam kegiatan membaca
secara tidak langsung kita juga telah membuka jendela dunia.
Kemampuan merupakan kesanggupan atau
kapasitas individu dalam melakukan sesuatu. Kemampuan membaca pemahaman
merupakan dasar bagi membaca kritis. Penerapan membaca kritis di Sekolah Dasar
dapat berupa membaca intensif dan juga membaca pemahaman. Hal ini diperlukan
karena dengan membaca intensif dan membaca pemahaman merupakan dasar terpenting
untuk melatih siswa membaca secara kritis agar siswa dapat memahami dan menilai
bacaan yang mereka baca melalui membaca kritis. Membaca secara kritis adalah
cara membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya. Pembaca tidak sekedar
menyerap apa yang tertera di tulisan tersebut, namun pembaca dan penulis
sama-sama berpikir tentang masalah yang dibahas. Membaca secara kritis berarti
seseorang harus mampu membaca secara analisis dan dengan penilaian (Soedarso, 2006: 72.).
4. Kemampuan Menulis
Menulis
merupakan suatu kegiatan komunikasi melalui sebuah penyampaian pesan atau
informasi dengan menggunakan bahasa tulisan yang dijadikan sebagai alat atau
medianya. Menurut Dalman menulis adalah sebuah proses kreatif dalam menuangkan
gagasan dalam bentuk bahasa tulis (Dalman, 2014: 3). Menulis juga sering
disebut dengan sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau kalimat yang
dapat disampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat memahami dan terjadi sebuah komunikasi antara penulis
dan pembaca.
Suparno
dan Yunus mengatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan
(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat dan medianya (Suparno
dan Yunus, 2008: 13). Selanjutnya Tarigan mengemukakan bahwa menulis adalah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu
bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang tersebut dan dapat memahami bahasa dan grafis tersebut
(Tarigan, 2005: 21).
Berdasarkan
pendapat-pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan
suatu proses penyampaian pikiran yang bermakna dan maksud kemampuan menulis
dalam pembahasan ini adalah kemampuan siswa dalam menulis makna kitab kuning
menggunakan bahasa yang telah ditentukan dalam pemberian makna kitab kuning.
Dengan kemampuan pemberian makna kitab kuning yang baik dan benar maka nantinya
akan dapat memberikan informasi tentang isi dari kitab kuning tersebut bagi
pembacanya.
5. Pengertian
kitab kuning
Di antara sekian banyak hal yang
menarik dari pesantren dan yang tidak terdapat pada lembaga lain adalah mata
pelajaran bakunya yang ditekstualkan
pada kitab-kitab salaf (klasik) yang sekarang ini terintroduksi secara
populer dengan sebutan kitab kuning. Pada mulanya masyarakat pesantren tidak
mengerti mengapa kitab-kitab yang mereka
kaji dinamakan dengan kitab kuning, namun karena semakin banyaknya masyarakat
Islam yang ingin menambah ilmu-ilmu agama, sehingga kuantitas santri di
pesantren-pesantren semakin bertambah
pesat dan wawasan mereka tentang ilmu-ilmu agama juga mengalami peningkatan,
serta berdasarkan dari sejarah-sejarah di masa lampau, maka pada akhirnya
mereka mengetahui bahwa kitab kuning adalah kitab-kitab salaf yang mereka
pelajari. Sementara itu, diberi sebutan dengan kitab kuning, karena memang kertas yang dipakai berwarna kuning. Kitab
kuning adalah sebuah kitab klasik yang umumnya berwarna kekuning-kuningan.
Menurut Azra kitab kuning umumnya dipahami sebagai kitab-kitab keagamaan Arab,
menggunakan aksara Arab, yang dihasilkan para ulama dan pemikir muslim lainnya
dimasa lampau khususnya di Timur Tengah yang memiliki format sendiri dan warna
kertas “kekuning-kuningan” (Azra, 2012:
143). Dengan ciri khas warnanya
yang berwarna kuning maka dari sinilah kitab tersebut dinamakan dengan kitab
kuning. Kitab kuning merupakan hasil karya Ulama terkenal pada abad
pertengahan, sehingga kitab kuning dinamakan juga dengan kitab Islam klasik
yang dibawa dari Timur Tengah pada awal
abad ke-dua puluh.
Isi dari kitab kuning hampir
selalu terdiri dari dua komponen, pertama komponen matan dan kedua adalah
komponen syarah. Matan adalah isi/inti yang akan dikupas oleh syarah.
Dalam lay-out nya, matan diletakkan di
luar garis segi empat yang mengelilingi syarah. Penjilidan kitab-kitab ini
biasanya dengan sistem korasan, dimana lembaran-lembarannya dapat dipisah-pisahkan, sehingga lebih
memudahkan para pembaca menelaahnya sambil santai atau tiduran tanpa harus
menggotong semua tubuh kitab, yang terkadang sampai ratusan halaman.
Dengan demikian, secara harfiah
Kitab kuning diartikan sebagai buku atau kitab yang dicetak dengan
mempergunakan kertas yang berwarna kuning. Sedangkan menurut pengertian
istilah, Kitab kuning adalah kitab atau buku berbahasa Arab yang membahas ilmu
pengetahuan agama Islam seperti fiqih, ushul fiqih, tauhid, akhlaq,
tasawwuf, tafsir al-Qur’ān, ‘ulumul Qur’an, hadist dan ‘ulumul hadist,
dan sebagainya yang ditulis oleh Ulama-ulama salaf dan digunakan sebagai bahan
pengajaran utama di pondok pesantren.
H. Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas, maka dapat diberi
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pembelajaran
kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja sebelum menerapkan model
pembelajaran CIRC adalah menerapkan sistem sorogan. Sistem sorogan pada mata
pelajaran kitab kuning yang dilaksanakan disiang hari mulai puku 14.00 sampai
dengan 16.30 WIB melalui lembaga pendidikan madrasah diniyah wusto III Pondok
Pesantren Nurul Huda Sukaraja. Berdasarkan hasil tes kemampuan membaca dan
menulis kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja yang diajarkan
melalui lembaga Madrasah Diniyah Wusto III tergolong sedang. Hal tersebut
terbukti dengan nilai rata-rata keseluruhan siswa diperoleh 69,95 dan standar
deviasi 5,91. Dengan hasil tersebut, maka pembelajaran Kitab Kuning di Pondok
Pesantren Nurul Huda Sukaraja yang diajarkan melalui lembaga Madrasah Diniah
memang masih perlu untuk menerapkan model pembelajaran yang dianggap dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis kitab kuning.
2.
Pembelajaran
kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda dengan menerapkan model
pembelajaran CIRC dilaksanakan dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), dilaksanakan didalam kelas dengan ciri pembelajaran CIRC yaitu membuat
siswa pada kelompok kecil yang disusun secara homogen dan heterogen sebagai
kelompok membaca dan menulis bersama. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan
setelah pembelajaran terlihat bahwa kemampuan membaca dan menulis kitab kuning
di Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja yang diajarkan melalui lembaga Madrasah
Diniyah Wusto III dengan menerapkan model pembelajaran CIRC tergolong tinggi.
Hal tersebut terbukti dengan nilai rata-rata seluruh siswa diperoleh 78,79 dan
standar deviasi 7,81.
3.
Berdasarkan
hasil uji hipotesis yang menggunakan uji t, maka diperoleh harga thitung sebesar
= 5,342 sedangkan ttabel =
2,052. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel
atau 5,342 > 2,052. Karena thitung =
5,342 lebih besar dari pada harga ttabel
= 2,052 pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan n-2
(29-2=27), maka Ho yang menyatakan tidak
terdapat pengaruh signifikan dengan penerapan model pembelajaran CIRC dalam meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis siswa pada mata pelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda
Sukaraja ditolak, sedangkan Ha yang menyatakan terdapat pengaruh
signifikan dengan penerapan model pembelajaran CIRC dalam meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis siswa pada mata pelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Huda
Sukaraja diterima.
I.
Implikasi
Fokus
penelitian ini adalah pada penerapan model pembelajaran kitab kuning di Pondok
Pesantren Nurul Huda Sukaraja, melalui hasil penelitian ini diharapkan akan ada
perbaikan-perbaikan pada proses kegiatan pembelajaran kitab kuning terutama
dalam penggunaan model pembelajaran yang tidak monoton, sehingga siswa yang
diajar tidak memiliki rasa bosan dalam mempelajari kitab kuning sehingga dapat
lebih meningkatkan kuwalitas lulusan yang benar-benar memahami ilmu-ilmu agama.
Dengan demikian implikasi dari penelitian ini antara lain:
1.
Lembaga
pendidikan Pondok Pesantren Nurul Huda dapat menyiapkan tempat yang dapat
digunakan guru untuk mengembangkan model-model pembelajaran kitab kuning serta memberikan pelatihan-pelatihan terkait
dengan pembelajaran seperti mempersiapkan rencana pembelajaran/menyusun RPP dan
menyiapkan media yang sesuai dengan materi pembelajaran.
2.
Pondok
Pesantren Nurul Huda harus menyediakan fasilitas yang menunjang pembelajaran
pembelajaran kitab kuning, seperti tempat musyawarah, kelengkapan kitab-kitab
kuning pada perpustakaan dan mengalokasikan waktu untuk pembahasan khusus
mengenai model-model pembelajaran kitab kuning.
J.
Saran
Sesuai
dengan fokus penelitian ini adalah menguji coba sebuah model pembelajaran pada
pembelajaran kitab kuning yang model pembelajaran tersebut pasti dilakukan oleh
guru, maka saran kepada seluruh pengajar kitab kuning dengan melihat hasil
penelitian ini maka alangkah lebih baiknya dalam pembelajaran kitab kuning juga
dapat dilakukan dengan menggunakan model-model pembelajaran yang juga sering
digunakan mata pelajaran lainnya baik pelajaran umum maupun mata pelajaran
agama, yang terpenting dalam menerapkan model pembelajaran tersebut adalah
cocok digunakan untuk materi yang akan diajarkan. Berarti untuk mengetahui
cocok atau tidaknya sebuah model pembelajaran terhadap materi yang akan
diajarkan maka perlu untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
K. Referensi
Aunurrohman.,
Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010.
Azra, Azyumardi., Pendidikan Islam (Tradisi dan Modernisasi di Tengah
Tantangan Milenium III), Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012.
Alwi., Kamus
Besar
Bahasa Indonesia,
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2002.
Dalman.,
Keterampilan Menulis, Jakarta:
Raja Wali Pers, 2014.
Guntur Tarigan., Hendry., Menulis Sebagai Keterampilan
Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2005.
Hasbullah., Sejarah Pendidikan Islam Indonesia (lintas sejarah
dan perkembangan), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.
Huda, Miftahul., Cooperative Learning (Metode, Teknik, Struktur
dan Model Penerapan), Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
Hasbullah., Kapita Selekta Pendidikan Islam di Indonesia,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.
KBBI., Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, ed. 3, cet. 2, Jakarta:
Balai Pustaka, 2002.
Maksum, Ali dkk., Paradigma Pendidikan Universal di Era Modern
dan Post Modern, cet. I, Yogyakarta: IRCiSoD, 2004.
Munir, Perencanaan Sistem
Pembelajaran Bahasa Arab Teori dan Praktek, Yogyakarta: Idea Press, 2011.
Margono., Metodologi Penelitina Pendidikan, Jakarta; PT
Renika Cipta, 2010.
Sharan, Shlomon., The Handbook Of Cooperative Learning (Inovasi
Pengajaran dan PembelajaranUntuk Mengacu Keberhasilan Siswa di Kelas),
Yokyakarta: Istana Media, 2014.
Suprijono, Agus., Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.
Ridwan,
Abdullah Sanni., Model Pembelajaran Bahasa Ara, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.
Sukardi, Edy., Pendidikan
dan Latihan Profesi Guru Sekolah Dasar, Jakarta: UHAMKA press, 2010.
Saifudin, Azwar., Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Sugiyono., Metode Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2009.
Sugiyono., Cara Mudah Menyusun Skripsi,
Tesis dan Disertasi, Bandung:
Alfabeta, 2009.
Sugiyono., Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta), 2014
Shaffat, Idri., Optimized Learning Strategy, Jakarta :
Prestasi Pustaka, 2009.
Soedarso., Speed Reading
Sistem Membaca Cepat dan Efektif, Jakarta: PT.GramediaPustaka Utama, 2006.
Suparno dan Yunus., Keterampilan Dasar
Menulis, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008.
Sofian, Siregar., Statistik Parametrik untuk Penelitian
Kuantitatif, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014.
Sudjono, Anas., Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta :PT
Renika Cipta Rosyada, 2010.
Trianto., Mendesain Model Pembelajaran Inovatif –
Progresif, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009.
Trianto., Mendesain Model Pembelajaran Inovatif –
Progresif, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011.
Sahal, Mahfudh., Nuansa Fiqh Sosial, Yogjakarta: LKIS,
Mahfudh, 2003.
Syaikh al Zarnuji., Ta'limul Muta'allim, Semarang: Karya
Toha Putra.
Winarsunu, Tulus., Statistik dalam Penelitian Psikologi
Pendidikan, Malang: UMM Pres, 2009.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang SISDIKNAS beserta penjelasannya, Bandung: Citra Umbara, 2003.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar